Wejangan Perpisahan (1)

Bismillahirahmannirrohiim. Assalamualaikum wr wb,

Shalawat serta salam kepada junjungan nabi besar kita Rasulullah SAW. Salam buat keluarga besar Malhikdua, anggota-anggota M2Net dimanapun berada. Terima kasih saya ucapkan atas undangannya dalam acara perpisahaan anggota M2Net yang telah lulus dari UN maupun pondok. Atas kelulusan tersebut saya berikan selamat sedalam-dalamnya.

Saya sangat memahami rasa syukur anda tentu bukan lulus dari kelas ke 3 karena hendak melanjutkan ke perguruan tinggi. Melainkan  karena telah keluar dari Pondok, yang selama ini bikin anda tidak bebas, tidak bisa pegang HP, tidak bisa bercampur, bikin surat cintapun harus diam-diam….. 🙂 .

Adik-adikku yg mulia, saya bangga dan percaya kepada kalian semua justru karena anda adalah lulusan pondok. Hal yang tidak saya temukan pada murid-murid lain. Oleh karena tempaan pondok, anda diharapkan punya filter dalam diri masing-masing, mulai dari moral, etika, hingga akidah. Diluar sana, dunia yang anda selami nanti penuh warna-warni. Banyak godaan-godaan yang mana jika anda tidak memahami sebuah esensi bisa dipastikan anda melenceng dari label semula, sebagai alumni pondok. Apalagi kehadiran saya di depan anda selama ini selalu menyentuhkan dengan dunia IT, dunia yang global sekarang ini. Harapan saya jelas, agar anda yang sudah punya bekal telah memiliki filter tadi. Itu yang pertama. Kedua, untuk mengubah mindset dari atasan bahwa IT adalah hak seluruh siswa, termasuk MAK, Tabus, hingga perikanan sekalipun.

Sehingga mohon maaf bagi program lain, termasuk komputer. Behind the scene nya dulu, saya sengaja menitipkan ke kak Ishak agar porsi anak non IPA, non Komputer lebih banyak dalam mendapatkan program-program dari M2net. Alhamdulillah, rekan kita ishak mampu melaksanakan amanah itu, sampai mayoritas M2Net saat ini adalah anak-anak non program eksak tadi.

Ya, karena sekali lagi saya garis bawahi, IT atau TIK dalam bahasa indonesia adalah akronim dari Informasi dan Teknologi. Sama sekali tidak disebutkan komputer. Kedudukan komputer hanya sebagai media, sejajar dengan gadget lain semacam HP, Iphone, IPAD, dll. Anda anak-anak dari berbagai program dan jurusan tentu sangat diharapkan memahamisoal Informasi, berikut juga tentang penguasaan teknologinya.

Karena apa, tanpa penguasaan tersebut kita, sebagai muslim akan selalu menjadi budak-budak founder informasi dunia barat. Kita akan terus dalam permainan mereka, terlebih tred sekarang di mana aktivitas jejaring tanpa sadar menjadi nafas kita sehari-hari. Entah anda sudah menguasai atau tidak selama di M2Net, yang jelas saya pribadi salut dengan upaya kalian, yang dulu sampai curi-curi waktu dengan belajar IT lewat program kami.

Terbukti sudah, seperti yang anda alami, bahwa IT tak ada hubungan dengan komputer. Betapa puasnya saya mendapati seorang dari kalian yang dulunya tak membayangkan mengetik di komputer hanya karena anda berada di jurusan bahasa, busana, dll akhirnya malah bisa bikin blog. Kepuasan ini tak ada bandingannya dengan yang lain adik-adikku sekalian. Meski dikasih amplop beratus-ratus lembar. 🙂

Akhirnya kita bisa merasakan, dan saya kira adalah keberuntungan bagi anda telah belajar blogging terlebih dahulu sebelum facebook menjadi fenomena.  Anda saksikan kemudian, berapa teman-teman anda saat facebook datang langsung berdampak signifikan terhadap perubahan perilaku mereka. Saya tidak menganggap facebook adalah buruk. Maksud saya adalah bagaimana teknologi informasi punya kekuatan untuk menyihir kita.

Ini adalah jawaban pertama saya terhadap kenyataan bahwa TIK tidak dimasukkan dalam korukulum wajib di sekolah kita tercinta ini. Mungkin pertimbangannya karena sudah ada program komputer, dan TIK cukup diajarkan di situ. Kemudian tentang seorang guru yang mengatakan langsung didepan saya bahwa internet itu mubah. Yang penting disini bahwa anak-anak bisa mengaji dan berketrampilan.  Kata seorang guru yang sampai sekarang terus berngiang ditelinga.

Adik-adikku sekalian, saya bukan ahli fiqih sehingga bukan kapasitas saya membahas persoalan tersebut. Yang saya tahu kemudian adalah banyak dari guru-guru kita akhirnya kebakaran jenggot setelah anak-anak didiknya jadi korban beragam aplikasi di internet. Padahal yang tidak berinternet bukan berarti mereka aman. Siapa yang menjamin keluar dari pondok mereka tidak menggunakan internet. Bukankah saat ini hampir segala informasi utama dan penting adanya di internet. Saya tegaskan bahwa sya tidak mengajarkan komputer, tapi ingin mengenalkan anda tentang dunia informasi sekarang. Mengambil hikmah dimana bentuk mukjizat nabi-nabi dan rosul selalu ÃƒÆ’ƒâ€šÃ‚  koherens dengan trend sosial masyarakat di waktu itu. Ngaji di pondok adalah bekal anda, dan dunia informasi adalah lapangan dakwah anda saat ini.

Itulah kebanggaan saya terhadap anda semua yang berbasis pendidikan di pondok.

Leave a Reply

11 komentar untuk “Wejangan Perpisahan (1)”

  1. Sepakat dg wejangan master shifu, garis bawah dari saya “filter diri” harus kalian persiapkan, bentengi dengan jaring yang kuat jangan yg mudah rapuh. 😀

  2. walopun tidak lama mengenyam pendidikan di pondok, tapi sy tetap bersyukur pernah berada di lingkungan seperti itu. dan tetap, semuanya kembali ke diri masing2. sebaik apapun pondok mendidik kita, penerimaan terhadap apapun itu tetap ada di dalam diri masing2.
    soal IT, sy tidak bisa berkomentar banyak karena waktu di pondok, semuanya itu belum terlalu tersentuh. Hape saja masih langka.
    hanya saja, saya, dan mungkin setiap orang akan memiliki harapan yg sama terhadap para santri yg ingin menggeluti dunia IT, bahwa mereka bisa mewarnai IT ini dengan nilai2 baik yg mereka bawa dari pondok. itu yg membedakan kita dengan yg tidak pernah mengenal dunia pesantren. Bukan malah sebaliknya, terwarnai oleh lika liku dunia IT.
    Mari menjadi santri yg sadar teknologi, atau pakar IT yg cerdas dan agamis.
    *bedanya apa yak? 😀

  3. “IT atau TIK dalam bahasa indonesia adalah akronim dari Informasi dan Teknologi. Sama sekali tidak disebutkan komputer. Kedudukan komputer hanya sebagai media, sejajar dengan gadget lain semacam HP, Iphone, IPAD, dll”

    saya sangat setuju kalimat di atas. . . . . tapi yang saya heran kan kenapa santri gak boleh megang gadget sedangkan para ustad boleh?kenapa gak ada yang berontak??

    1. ini sih menurutku aja yach
      kalo Santri BIASANYA belum bisa bagi waktu, belum bisa menggunakan dengan bijak
      sedangkan dia harus fokus sama pelajaran
      n’ di pondok tuh santrinya banyak jadi pasti akan sulit mantaunya
      belum lagi kalo dia teledor trus ilang kan repot juga tuh pondoknya

      peace…..

  4. meskipun saya belum mau keluar dari pondok ini, tapi saya tetap berterima kasihhhhhhhh…………sekali atas semua jasa paman.
    Tanpa paman mungkin saya tak ada bedanya dengan siswa lain yang masih gaptek. Bahkan karena pemilihan target paman adalah anak non-komputer, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya karena terkadang anak komputer justru banyak nanya ke saya tentang IT dengan dalih itu memang tidak diajarkan dalam program komputer, lucu kan?
    sekali lagi, hidup paman gembul! Hidup M2net.
    Meski kakak2ku tercinta akan meningglkan pondok ini, semoga semua memori kita tetap abadi sepanjang masa.

  5. gileeeeeee beneeeeeer. kata-kata ente seperti kata-kata seorang sufi yang telah melakukan tirakat selama bertahun-tahun sehingga akhirnya terbuka tabir-tabir ghaib dalam diri sufi itu.

    Btw, ente masih inget moza ga ?

  6. wejangan yang sangat bermanfaat buat para santri, mas novi. oh, ya, maaf banget hingga sekarang lupa kalau saya diberi amanat untuk me-review blog santri malhikdua. sampai sekarang malah ndak inget lagi blog yang direkomendasikan mas novi utk direview. bener2 mohon maaf nih, mas.
    .-= sawali tuhusetya´s last blog ..Semangat Asia dan Darah PSSI =-.

  7. saya sebagai alumni berterimakasih atas apa yang selama ini di berikan, n maaf untuk rencana komunitas alumni belum bisa terlaksana. di karenakan kami belum fokus untuk hal tersebut. insya allah secepatnya.

  8. Wah, wah, wah kayaknya saya harus belajar lebih banyak lagi nih…
    Kalo ke alhikmah lagi kasih kabar ya pak… 🙂

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *