slot slot qris slot online https://stksteakhouse.com/wp-content/yeazy/pertama/ https://aciem.org/wp-content/gallery/okegas/ slot bonus https://rsm.bdu.ac.in/assets/frontend/slot-thailand/ https://pusparaja.tasikmalayakab.go.id/demigod/ https://desa-semamung.sumbawakab.go.id/misi/
togelup togel online togel HK togel SDY togel kamboja togel online terpercaya bandar togel terpercaya situs toto bandar togel online
Rumus Kepercayaan, Pelajaran dari Langit - Jalan Sunyi

24 September 2013

Rumus Kepercayaan, Pelajaran dari Langit

Sebenarnya saya sudah pernah bicara soal ini di blog, tapi gara-gara insiden hilangnya data beberapa bulan lalu, sekarang saya menuliskannya lagi. Tentang Kepercayaan. Semoga bermanfaat.

Dalam sebuah perjalanan di langit troposfer, mata saya tertarik dgn salah satu halaman di majalah yang disediakan di pesawat berlogo singa tsb. Dari nama rubriknya sudah memancing keinginan untuk mengetahui isinya. "Wisdom on the air"

Tema saat itu adalah tentang kepercayaan, saya lupa judul tepatnya. Namun saya cukup mencatat jelas dalam memori bagaimana kepercayaan itu dibangun, antara pemberi kepercayaan dan penerima kepercayaan. Ternyata tak si simpel yang sering dikatakan orang, bahkan saya sendiri yang sering memakai kata Trust untuk makna tersebut. Mungkin biar dianggap pebisnis 🙂

Bagaimana sebuah kepercayaan tak sesimpel yang dikatakan? Di Majalah terbitan April tersebut diurai tentang unsur pembentuk kepercayaan dan itu membentuk sebuah rumus:

trust

T   :   Trustworthiness (tingkat di mana orang lain akan mempercayai Anda)
C   :   Credibility (merek atau reputasi pribadi untuk menjadi baik di bidangnya)
R     : Reliability (reputasi dalam melakukan apa yang dikatakan dan konsisten)
I    :   Intimacy (tingkat ketertarikan secara tulus)
SO :   Self-Orentation (orientasi ke penawaran, diri sendiri, dan organisasi)

Credibility adalah reputasi pribadi untuk menjadi baik di bidangnya atau nilai tingkat kepercayaan terhadap seseorang atau badan usaha berdasarkan track record-nya selama ini. Intimacy, tingkat kedekatan antara pemberi dan penerima kepercayaan. Bahasa gampangnya mungkin keakraban.  Reliability, dalam majalah tersebut diartikan secara sederhana sebagai sebuah pembuktian dari apa yang dikatakan.

Ketiganya merupakan faktor perkalian, jika salah satu tidak ada (NOL) maka sebuah kepercayaan tidak bisa dibangun. Misal: Hasan sangat dekat dengan Amir karena keduanya sering terlibat dalam kesibukan bersama di sebuah komunitas (intimacy). Suatu ketika Hasan ingin membangun rumah, dan tahu bahwa Amir mempunya pengalaman mumpuni (kredibility) di bidang property sehingga dia memberikan job itu kepada Amir. Apa yang dilakukan Hasan sudah tepat, tapi dalam kenyataan Amir tak kunjung mewujudkan bangunan yang diharapkan Hasan sang pemberi project. Alih-alih bangunan, rancangan desain pun belum diselesaikan. Hasan pasti tak bisa nyaman mengingat sudah banyak budget yang ia keluarkan untuk Amir.

Dari ilustrasi diatas tampak jelas ketika 2 faktor terpenuhi tapi reliabitynya tidak terwujud maka kepercayaan tidak akan terbangun.  Sama halnya misal anda selalu tepat waktu dalam mewujudkan time schedule dari Hasan. On Schedule memang, tapi tetap bikin Hasan susah tidur mengingat anda tak punya pengalaman di project tersebut. Bagaimana kalau nanti temboknya retak-retak, dindingnya kena rembesan air, atau parahnya bangunannya jadi roboh.

Yang unik dari rumus kepercayaan diatas posisi SO dibawah, sebagai faktor pembagi.  Ya, karena Self-Orientation merupakan unsur yang berbanding terbalik dengan Trustworthiness, artinya semakin tinggi Self Orientation akan mengurangi Trustworthiness yang dibangun bersama-sama oleh Credibility, Reliability dan Intimacy.

Disitu dikisahkan tentang Pak Tulus dan Pak Tamak. Keduanya sama menjual beras di lokasi sama. Harga dan jenis yang dijual juga sama. Tapi orang-orang lebih mengerubuti dagangan Pak Tulus ketimbang sebelahnya. Dengan kata lain Toko Pak Tulus jauh lebih laris daripada Pak Tamak. Selidik punya selidik ternyata Pak Tulus tak pernah curang dalam menjual beras. Apa yang ditakar sesuai dengan harga. Berbeda dengan Pak Tamak yang sering kali dipergoki memberati timbangannya dengan logam, kemudian kalau ada kembalian kadang kurang dari yang seharusnya.

Dari kasus tersebut, tampak Pak Tamak punya ambisi dalam menjalankan bisnisnya. Seperti seorang salesperson yang semata-mata menjual demi mengejar target pribadi, mereka akan mendapatkan nilai Trustworthiness yang rendah di mata konsumen, membuat tingkat kepercayaan orang kepadanya semakin turun.

Nah, setelah memahami unsur-unsur pembentuk kepercayaan masih mudahkah menyebut kata trust di setiap relationhips anda? Saya sendiri juga bertanya-tanya, apakah trusted relationship saya dengan teman-teman selama bertahun-tahun juga mengikuti rumus tersebut di atas?  Bagaimana dengan Anda?  :- )

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

4 tanggapan untuk “Rumus Kepercayaan, Pelajaran dari Langit”

  1. sufyan berkata:

    ini soal kepercayaan dalam bisnis ya?

  2. Lulu berkata:

    Saya memaknai "TRUST" diatas dengan kejujuran dan ketaatan kita pada apa yang Allah perintahkan. Trust (percaya) bahwa Allah pasti mengetahui apa yang kita perbuat. Baik/buruknya perbuatan bisa menentukan hasil akhir usaha kita. Usaha apapun. Termasuk usaha mencari (...........)

  3. […] toko online,setidaknya ada beberapa hal yang HARUS dipenuhi oleh penjual agar dipercaya pembeli. (bab trust sudah saya singgung di sini). Apa saja dan apakah Alfa Online memenuhinya. Simak ceklist saya sebagai […]

Tinggalkan Balasan ke sufyan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 comments on “Rumus Kepercayaan, Pelajaran dari Langit”

  1. Saya memaknai "TRUST" diatas dengan kejujuran dan ketaatan kita pada apa yang Allah perintahkan. Trust (percaya) bahwa Allah pasti mengetahui apa yang kita perbuat. Baik/buruknya perbuatan bisa menentukan hasil akhir usaha kita. Usaha apapun. Termasuk usaha mencari (...........)

Tinggalkan Balasan ke sufyan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram