slot slot qris slot online https://stksteakhouse.com/wp-content/yeazy/pertama/ https://aciem.org/wp-content/gallery/okegas/ slot bonus https://rsm.bdu.ac.in/assets/frontend/slot-thailand/ https://pusparaja.tasikmalayakab.go.id/demigod/ https://desa-semamung.sumbawakab.go.id/misi/
togelup togel online togel HK togel SDY togel kamboja togel online terpercaya bandar togel terpercaya situs toto bandar togel online
Para Pemenang Jurnalistik, Bagaimana Saya menentukannya - Jalan Sunyi

25 November 2010

Para Pemenang Jurnalistik, Bagaimana Saya menentukannya

Nyaris satu pekan sudah pelatihan jurnalistik online digelar, para peserta pasti sudah penasaran menanti kabar pemenangnya. Betapa tidak, reward untuk pemenang kali ini berbeda dari biasanya, berupa bingkisan istimewa dari sang paman alias saya sendiri. ..ehm :")

Seperti diketehui sebelumnya, sengaja saya hadirkan kontes berhadiah pada saat pelatihan di Lab Malhikdua tersebut untuk memberi kesempatan mereka/para peserta melakukan asistensi/konsultasi langsung agar feedback dapat diterima saat itu pula. Selagi saya masih di pondok dan merekapun masih 'anget-anget'nya belajar.

Dari sekian jumlah peserta tidak banyak yang hadir di kelas. Seperti biasa, mungkin mereka harus bersaing pikiran dengan organisasi lain, mungkin juga sedang bustelan, alias dapat kunjungan dari orang tua. Kemudian dari wajah-wajah yang hadir tersebut hanya beberapa yang mengikuti kontes ini. Ada 13an naskah yang saya terima. Tidak banyak, tapi ini sangat efektif karena seluruh naskah tersebut langsung saya koreksi bersama pembuatnya. Face to face tentu lebih membuat mereka paham dibanding berteori di depan kelas.

Lantas siapakah dari pengumpul naskah tersebut yang berhak dapat hadiah?.. Eit, jangan bicara hadiah dulu. Mari kita bicarakan yang terbaik, setidaknya naskah yang memenuhi standar peliputan. Ada 4 anak, siapa saja mereka, ialah: Nikmatul Azizah (XA), dengan beritanya bertajuk "Era Baru Jurnalisme telah hadir", Annisa Ayu Intan Fitriani dengan reportasenya berjudul "Berita Singkat tak Harus Pakai Unsur-unsur Berita", Fasichotul Chasanah (XI Sos 4) dengan berita "Hilangnya Madura karena Orang-orang tak peduli" dan "Tanpa Internet tidak bisa maju dan berkembang", terakhir Ainun Habibah (XI Sos V) yang mengusung judul "Akses Informasi lebih cepat dan mudah" dan "Antusias Peserta Pembekalan".

Mungkin yang menjadi pertanyaan anda, bagaimana keempat teman anda tersebut dianggap terbaik padahal banyak peserta lain tak beda jauh dalam membuat reportasenya, bahkan ada yang sangat panjang. Okelah, agar transparan dan syukur bisa menjadi pengetahuan bersama saya berikan faktor dalam menentukan yang terbaik. Berikut faktornya:

  1. Judul, sangat penting karena berguna untuk : menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan. Bagaimana pembaca bisa tertarik kalau tiada judul diatasnya.
  2. Lead, biasa disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat. Konsep piramida terbalik ditemukan disini.
  3. Body atau tubuh, isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita. Dalam body ini saya bisa membedakan apakah berita berbentuk breaking news atau feature yang mungkin tidak anda sadari. Peserta kontes jurnalistik banyak yang tergelincir reportasenya menjadi sebuah artikel (opini).

Bagaimana, bisa dipahami faktor diatas?. Jika anda masih bingung ada 1 metode yang kurang populer dan mungkin tak ada dalam buku-buku diktat. Ialah dengan memasang kecerdasan rendah, maksudnya berpura-pura menjadi tulalit dalam membaca naskah reportase. Terapkan metode speed reading atau membaca cepat. Jika pada saat membaca tersebut ada alur yang ganjal alias gak nyambung berarti ada yang salah dalam teknik bercerita. Kalau sudah begitu pastinya ada beberapa unsur berita yang anda lupa masukkan.

Para peserta yang gugur itu macam-macam penyebabnya, kebanyakan kurang dalam memenuhi unsur berita, tak sedikit pula yang lupa kasih judul, yang ini saya maklumi karena mereka masih terbiasa dengan tugas resume bahasa indonesia, yang mana pasti berbeda dengan jurnalistik. Kalaupun ada judul serasa hambar, kurang greget dan tajam. Kemudian banyak yang terjebak dalam opini, padahal kita ketahui wartawan harus obyektif, berimbang, tak boleh memasukkan pikiran-pikiran pribadi. Bahkan ada yang sampai jatuh menjadi surat pribadi untuk saya ha ha ha.. Saya terpingkal-pingkal membacanya.

Baiklah, sudah cukup panjang saya mengurainya. selamat untuk 4 peserta terbaik tersebut. Tapi berhubung hadiahnya cuma tersedia 2 buah maka akan dipilih 2 terbaik. Siapakah? Ikuti keputusan juri berikutnya.. Ha ha ha.. Maaf Saya masih terpingkal-pingkal..


Posisi menentukan prestasi, yang didepan selalu aktif bertanya

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

5 tanggapan untuk “Para Pemenang Jurnalistik, Bagaimana Saya menentukannya”

  1. Teras Info berkata:

    Wah...selamat ya buat para pemenangnya.......mantabs...

  2. sawali tuhusetya berkata:

    luar biasa event-nya, mas novi. semoga event2 ini semacam ini bisa memotivasi anak2 muda untuk menjadi jurnalis2 andal. mantab.

  3. sawali tuhusetya berkata:

    walah, komenku kok ilang, mas?

  4. cha berkata:

    kapan nwih penentuan pemenangnya?

  5. [...] anda belum baca yg ini: Menentukan Pemenang Jurnalistik. Cancel [...]

Tinggalkan Balasan ke cha Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 comments on “Para Pemenang Jurnalistik, Bagaimana Saya menentukannya”

Tinggalkan Balasan ke cha Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram