Merajut yang Tersisa dan Tercerai

Setelah sekian lama website sekolah berjalan stag, tanpa ada update, tanpa ada aktivitas redaksi, akhirnya kamis malam kami mengadakan meeting pertama dalam era ini. Era generasi ke 3.

Kondisi yang sekarang jelas jauh berbeda dengan sebelumnya, dari jumlah kepedulian dan akses. Hanya tinggal beberapa gelintir yang ada, sebutlah : Een, Najah, Itaul, Ita, Wakhid, Agoes, dan 2 crewchild baru (semoga tidak saja bertahan, tapi juga betah). Kemudian untuk soal akses, tak satupun guru yang terlibat. Persis seperti era sebelumnya. Guru, hanya sebagai penjaga formalitas: sambutan, setuju, mendukung, dan semacamnya.

Salah seorang guru yang dulu pernah support sudah enggan lagi untuk melakukan hal yang sama seperti tahun sebelumnya. akhirnya saya harus menjadi manusia normal kata guru tersebut pasca lebaran 1430 H.

Ya sudahlah, setiap orang berhak menentukan pilihan dalam langkah hidupnya. Maka itulah kami beri judul seperti diatas.

Bagi kebanyakan guru, aktivitas normalnya adalah : berangkat mengajar dan pulang jika sudah jamnya. Tak usah lagi berpikir untuk membangun apa yang sekiranya bisa diberdayakan di sekolah. Ironisnya, jenis guru seperti ini selalu tumbuh di sekolah yang berlabel agama, seperti yang pernah ditulis dalam blognya pakacil.

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *