31 Maret 2009

Diklat Jurnalistik, antara Capek dan Puas

Capek dan Puas. Dua kata yang telah mengisi hari-hari terakhir saya. Capeknya karena acara yang digodok-godok sejak jauh bulan ahirnya terselenggara juga. Bahkan lebih dulu dari usaha mendatangkan Ardyansah, blogger Siluman produk Tugupahlawan.com. Acara yang dimaksud adalah Diklat Jurnalistik Online Malhikdua, yang berlangsung cukup lancar selama 2 hari kemarin, 28-29 Maret 2009.

Lha koq capek. Jelaslah karena rapatnya dulu sampai panas, malam-malam di ruang guru tanpa kipas, antara mau cari sponsor atau minta Lembaga. Maklum saja kondisi kas yang sangat pas-pasan. Belum lagi koordinasi yang cukup rumit, terutama soal pilihan waktu yang harus pas juga. Menyesuaikan sana menyesuaikan sini. Sudah gitu ternyata satu person berhalangan. Koordinasinya juga tak mulus-mulus amat, hanya sekali ketemu darat di Blok M dengan calon tutor, berikutnya via fesbuk, email, dan chatting. Entah sudah berapa pula pulsa yang habis untuk sms dan call.

Kemudian rasa cemas yang tiba-tiba saja menghantui, soal bagaimana perjalanan para Tutor. Yang satu berangkat dari Surabaya, satunya dari Jakarta. Semuanya putri dan seorang dari. Itu sebabnya mengapa saya sampai bikin postingan bertajuk Bumiayu Kelabasan, tentu biar yang berangkat dari jakarta tidak kebablasan seperti saya.

Sayangnya posting tinggal posting, karena Ajenk kebablasan juga.

Foto peserta Diklat Jurnalistik Online Malhikdua

Wajah-wajah riang calon Jurnalis Muda Malhikdua

Lantas bagaimana kepuasannya?

Ya, lihat saja foto diatas. Seluruh peserta berhasil mengikuti dengan semangat dan selalu tampak riang. Tentu ini sangat memuaskan bukan. Phel-phel sendiri merasa salut dengan antusiasnya mereka. Cerdas-cerdas katanya. (kataku seh cantik-cantik). Tentang jalannya acara tidak saya kupas satu persatu. Saya yakin masing-masing peserta akan memposting pengalaman Diklatnya kemarin, mengingat hampir semuanya blogger. Ditunggu saja.

Kepuasan berlanjut usai acara setelah melihat inisiatif Bunda Nunk dalam mengantar kepergian saya dan tutor. Benar-benar tak terbayangkan sebelumnya. Dengan naik mobil baru APV Arena para kruchild mengantar kepulangan kami. Begitu riang gembira. Tak henti-hentinya mereka bernyanyi sepanjang jalan Bumiayu-Purwokerto . Sesekali meledeki temannya yang lain, kemudian ganti diledeki, dan seterusnya. Ita-ul kerap jadi giliran diledek akibat suara merdunya sering beradu dengan radio mobil. (mengantar saya pergi koq pada riang ya ... )

Kepuasan kemudian adalah berhasilnya kopdar dengan Mas Endar, blogger merangkap plurker Purwokerto, setelah sekian lama kotanya kerap terlewati oleh kereta yang saya tumpangi. Saya dijemput langsung mas Endar untuk diajak ke rumah, kurang lebih jam 10 an malam, sesaat setelah kereta Bima yang membawa Phel-phel pergi.

The next..puas, puas, dan puas. Dari koneksi Internet yang lancar sampai kasur Mas Endar yang cukup nikmat. ()

Foto-foto Panitia bersama Tutor:

Panitia sedang mengantar Tutor ke stasiun Purwokerto

Panitia sedang mengantar Tutor ke stasiun Purwokerto

Akhirnya datang juga. Mas Endar di posisi paling belakang

Akhirnya datang juga. Mas Endar di posisi paling belakang

Foto sesaat sebelum kepulangan Tutor ke Surabaya

Foto sesaat sebelum kepulangan Tutor ke Surabaya

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram