Bakat Pindah Lain Hati

Gampang berpindah ke lain hati dan obrak-abrik tatanan tampaknya sudah menjadi karakter paman Gembul, pembina M2Net. Tentunya bukan hati manusia, tapi hal yang berusan dengan organisasi M2net. Masih terngiang dalam ingatan, tatkala Paman tiba-tiba ‘memaksakan’ penambahan personel. Banyak anggota lama belingsatan gak karuan. Mungkin mereka menganggap bakal ada pergantian. Ternyata tidak.

Meski dalam kenyataan kekuatiran tersebut tidak terbukti, tetap saja bikin puyeng para pengurus. Mereka harus bikin schedule pelatihan anggota baru yang jumlahnya seabrek. Ya, demi mengejar kebutuhan dan target organisasi, hal nekad harus dilakukan. Paman seperti gak nyadar, konsistensi kinerja organisasi adalah sesuatu yang teramat sulit. Terbukti, roda baru berjalan beberapa minggu, para anggota yang segambreng itu tak ketahuan rimbanya.

Itu yang keliatan didepan mata. Dalam hal infrastruktur, aksi kejam juga sering dilakukan sang paman. Ini yang akan dikisahkan.

***

Sudah tak terhitung berapa kali sang paman mengambil inisiatif pindah Hosting, tempat website disimpan. Dari “catatan” investaris, kira-kira sudah 7x Malhikdua SCH dipindah.Saking seringnya dia lupa dimana saja tempatnya. Yang paling diingat adalah memindah ke salah satu penyedia, sebutlah namanya Kambing Hosting. (Sepertinya ini yang ke-4. Yang ke-1, 2, dan 3 benar-benar lupa dimana. Ditinggal begitu saja). Alasan dipindah saat itu sederhana. Biar Lab tak keluar dana lagi untuk SCH. Kambing Hosting memberi saya discont 90% hasil juara 1 kompetisi Blog Jurnalis. Jadi pertahun cukup bayar 55rb saja. Kata Paman bermaksud meringankan beban kruchild, penjaga Lab.

Memindah website itu bak mahasiswa pindah kos-kosan: angkat rak, lemari, dan lain sebagainya. Berat dan merepotkan sehingga jarang sekali sebuah institusi/perusahaan memindah servernya, kecuali IT Manajernya memang lagi edan, minimal kurang kerjaan.

Namun maksud baik paman tak sejalan dengan kinerja server baru yang sering gagal muat beberapa plugins. Website terlihat sering keluar kata-kata error gak jelas. Jelas hal ini tak bisa dibiarkan. Pindah server adalah putusan logis.

Maka berpindahlah website SCH ke tempat baru. Monyet Hosting, masih bukan nama sebenarnya, ditunjuk sebagai host baru. Beda dengan sebelumnya, di Monyet Hosting tidak sekalipun dijumpai error, artinya semua script tereksekusi. Hanya saja, aksesnya lambat. Maklum, posisi Monyet ada jauh di USA. Perlu beberapa jalur backbone untuk melewatinya. Dalih paman sok pinter. Mau bilang backbone, blackbarry, blackforest paling anak-anak gak mudheng ha ha ha..

***

Jika yang baca postingan ini pemred tentu ingat saat website SCH tiba-tiba tidak bisa diakses. Damai Wardani, sang pemred itu, satu bulan lalu mengeluh website tidak bisa dibuka. Padahaldia kadung janji ngajari anak-anak update berita dan kelola foto.

Ya, saat itulah (lagi-lagi) Paman Gembul harus memindah ke server lain. Hosting di Monyet mahal katanya. Singkat cerita, Paman dari ibukota ini memindah website Malhikdua ke Kucing Hosting. Sama-sama di USA tapi harga bisa terjangkau. Tak butuh waktu lama proses migrasinya karena teknisi di Amerika sana sangat canggih. Akhirnya Damai bisa tersenyum, pekerjaan update website dilanjutkan. Pelatihan demi pelatihan dilaksanakan. Faisol, alumni perikanan dihadirkan pula untuk membangun beberapa fitur.

Ehm, dasar paman. Bisa-bisanya merusak agenda berikutnya. Minggu kemarin, saat Faisol memermak Fitur Tabus dan Bu Ita mempelajari E-learning, beliau kasih warning agar tidak melakukan aktivitas apapun di web karena sedang terjadi perpindahan website.

Dieer!!… Praktis beberapa jam, bahkan sampai 1 hari tim developer cuma bengong menunggu kabar jauh dari Amerika sono… Koq selama itu? Ya gara-gara bahasa inggris Paman seperti bahasa planet bagi mereka. Very-very bad.

Mau alasan apalagi paman sekarang, bukankah website baik-baik saja. “Kawan, ada discount 90% dari Siteground (kali ini dia jujur soal nama). Cukup bayar 7 Dollar saja di tahun pertama.” Teriaknya hore.

Ternyata itu sebabnya. Lagi-lagi karena discount, promo, dan sebagainya. Indonesia banget. Sebenarnya bukan karena itu pula website dipindah. Ada keyakinan baru bagi paman kalau websitenya ditaruh di Hosting yang support Joomla tentu aksesnya bisa lebih segar loadingnya. Tapi apapun alasannya, upaya paman memindah website adalah perbuatan yang tidak menyenangkan, khususnya para siswa-siswi pekerja website.

***

Demikian kisah Sang Paman gembul, perusak tatanan yang gemar berpindah ke lain hati.Tak perlu kisah ini diteruskan, nantinya anda bisa kaget. Karena hari ini paman kumat lagi, memindah website ke server lokal Indonesia. Bukankah itu berarti balik lagi ke awal dulu saat hosting di Kambing. Server SiteGround ternyata lemot, tak sesuai dengan harapan, dalihnya yang kesekian.

“Terserahlah kalau mau pindah-pindah.” Respon anak-anak sore itu.

“Asal bukan hati manusia saja.” sambung yang lain seraya dongkol karena aktivitas updatenya bakal tertahan lagi.

“Ya kalau Si Dia mau, napa tidak..” Pungkas paman.

Nah loh…. ehm

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *