18 Desember 2009

Strategi Pertama SCH Team

Kemarin saya menerima sms pemberitahuan bahwa struktur SCH yang baru telah terbentuk. Artinya SCH siap untuk beraksi lagi dengan agenda yang jelas dan terstrukur. Sebenarnya yg dimaksud bukan struktur SCH, tapi struktur secara keseluruhan dimana dalam organisasi tersebut terbelah menjadi 2 dalam wilayahnya, yakni SCH dan BLOG. Cuma karena organisasi baru tsb belum memiliki nama resmi , dan agenda utama sekarang terkait website sekolah maka penyebutan SCH lebih akrab bagi mereka, dan juga saya pribadi.

Sekedar info, organisasi tersebut diketuai oleh si cantik ITA, dibawahnya tersusun beberapa fungsionaris umum yang kemudian terpecah menjadi 2 (dua) seperti yang disebut diatas. SCH diketuai oleh Sarif, dibawahnya ada Pemred oleh Damai, dst. Sedang blog sendiri saya belum mengetahuinya, jabatan kemarin diketuai oleh Aptiani, sekarang kemungkinan dipegang oleh wakil dari OSIS.

Kembali ke SCH. Kalau mau lebih powerfull banyak yang mau diplannkan. tapi karena kesibukan mereka sebagai santri dan kruchild sendiri yang sudah terperas waktunya oleh sekolah maka saya membuat penyederhanaan kerja dengan mengutamakan fungsi2 pers dibawah Pemred. Pemred disini harus menjalankan fungsinya dalam menyiapkan materi selama 1 tahun kedepan, paling tidak seusia dengan periode sekarang. Kenapa? karena berkali-kali kita sering kecolongan dengan banyak event. Konon, malhikdua yang terkenal crowded kegiatannya seperti tampak garing ketika lihat websitenya, seperti pulau sepi ditengah samudra :). Saya yakin bukan karena kesibukan, tapi karena manajemen liputan yang tidak ada. Redaksi lebih fokus pada pembuatan berita berdasar pengamatannya sendiri-sendiri.

So, langkah penting yang harus dilakukan pemred adalah membuat jadwal liputan wajib selama 1 tahun (1 periode). Disini tentu pemred tak bisa menggunakan penerawangannya dalam menebak apa saja event yang akan terjadi, maka kerjasama dengan banyak pihak sangat diperlukan. Untuk hal kerjasama ini bukan lagi tanggung jawab Pemred, tapi Ketua diatasnya, yakni Sarif. Kalau dilisting, yang dilakukan masing-masing adalah :

1. Ketua SCH mencari tahu jadwal agenda Pondok, Aliyah, dan Organisasi-organisasi didalamnya, termasuk jika ada guru lamaran, nikah, kawin lagi, dst.. Tagih masing-masing ketua organisasi agar mau memberikan jadwal agendanya 1 tahun kedepan. (kalau mereka gak punya jangan lagi disebut organisasi, suruh bubar aja 🙂 ). Agar profesional tak ada salahnya membuat surat permintaan ke masing2 ketua. Batasi waktu 3 hari dalam pengumpulan data agenda, jangan lama-lama. Cuma nulis jadwal aja koq. gak perlu fix tanggalnya, yang penting ada agenda.

2. Ketua SCH menyerahkan data yang masuk ke Pemred untuk dipakai sebagai acuan dalam menyusun agenda liputan 1 tahun. Gak perlu terbebani dengan agenda liputan yang setumpuk. Pemred bebas untuk mencari anggota redaksi yang mampu mensupportnya. Untuk rekruiting sebenarnya tanggung jawab ketua, tapi tak ada salahnya pemred mencari sendiri yang cocok dengan kinerjanya. Yang penting kasih laporan ke ketua jika ada anggota baru.

Saya rasa cukup sampai disini. Selanjutnya cuma DO IT, DO IT, DO IT..

Pesan untuk ITA :

1. Lakukan langkah2 sederhana tapi praktis. Salah satunya adalah membuat Organization Board. cukup di lembar kertas besar/seukuran karton.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram