slot slot qris slot online https://stksteakhouse.com/wp-content/yeazy/pertama/ https://aciem.org/wp-content/gallery/okegas/ slot bonus https://rsm.bdu.ac.in/assets/frontend/slot-thailand/ https://pusparaja.tasikmalayakab.go.id/demigod/ https://desa-semamung.sumbawakab.go.id/misi/
togelup togel online togel HK togel SDY togel kamboja togel online terpercaya bandar togel terpercaya situs toto bandar togel online
Sesal di Kursi Pesakitan - Jalan Sunyi

9 Januari 2009

Sesal di Kursi Pesakitan

Secara tiba-tiba seorang aparat menghentikan laju motorku. Aku yang sudah siap putar arah terpaksa harus injak rem.. "Gimana anda ini mas. Lajur kanan koq dipakai motor." Bentak petugas itu. Aku cuma senyum, tepatnya menyeringai, mencoba menutupi hati yang dongkol. Gak perlu kujawab panjang lebar, sedikitpun aku tetap ditilang. Selanjutnya aku dikeler ke Pos, diminta surat kelengkapan, dan langsung tanda tangani berita acara untuk sidang.

Hari ini adalah jadwal sidangku di Pengadilan Negeri. Hanya sebuah pelanggaran kecil. Aku lupa kota ini sangat disiplin lalu lintas. Jangankan salah lajur, posisi motor tepat digaris anda bakal kena semprit. Eksekusinya pun tidak bisa dengan salam tempel. Anda bisa dikenai pasal penyuapan, atau parahnya penghinaan institusi seperti yang dialami kawan saya. Sangsinya tahanan.

Entah kenapa saat itu aku tidak berpikir sama sekali, atau mungkin sudah lama aku tak berseliweran di kota ini. Aturan-aturan semacam itu sedikitpun tak hinggap dalam ingatanku. Yang kuingat saat itu aku sedang mengantar seorang kawan ke stasiun. Kawan yang datang dari jauh tentu tak layak ditelantarkan. Terlebih ini kota buaya. Sudah tradisi turun temurun, setiap tamu, teman, kawan, sahabat, yang datang ke kota ini selalu minta diantar jalan-jalan, termasuk mencari ikan yang sudah menjadi icon kota. Beruntung, dari setiap tamu yang kuantar, begitu sampai di pasar ikan, tak satupun yang minta berhenti. Entah kalau diam-diam kawan itu menghapal rute lantas kapan-kapan datang dan beli tanpa sepengatahuanku.

Tapi tradisi yang sudah mengakar itu kulewatkan. Niat diawal yang sudah bulat kubatalkan begitu saja. Setidaknya untuk sementara waktu, demi mengejar kereta yang tak mungkin ditunda. Lantas aku belokan arah motor melintasi marka. Pacu motor lebih kencang. Sigsag sana sigsag sini. Hingga aku sampai di kursi terdakwa ini. []

-------
Harusnya aku tetap istiqomah. Tidak melanggar tradisi.

(",)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

15 tanggapan untuk “Sesal di Kursi Pesakitan”

  1. yummy berkata:

    oooh...ternyata...surabaya lebih disiplin daripada purwokerto toh? baru tahu...

  2. ipanks berkata:

    halah ngeri juga yap kedisiplinannya.harus extra hati-hati nih

  3. Andy MSE berkata:

    Priiiitttt... minggir mas, aku arep komentar kih!

  4. mantan kyai berkata:

    sido piro dendone??? prabayar po pasca bayar???

  5. Dony Alfan berkata:

    Suroboyo ternyata tertib banget yo? Bahkan pasar ikan-nya juga tertib, meskipun tetap beraroma amis 😛

  6. Bonages berkata:

    Menurut saya, sebaiknya antara pengguna jalan raya dan pihak keamanan (Polantas) saling menjaga hubungan yang baik, sedemikian hingga segala proses penggunaan jalan raya dapat lancar dan meminimalkan kecelakaan di jalan raya.

    Adapun beberapa hal yang mendukung dalam hubungan baik tersebut adalah ;

    1. Pengguna Jalan Raya (Tidak Terkecuali Sipil maupun Militer) Sebaiknya mengikuti rambu-rambu lalu lintas
    2. Pengguna Jalan Raya Jangan Membiasakan Diri Untuk Menyokok/ Menyuap Pihak Keamanan (Polantas) Bila Terjadi Pelanggaran Rambu Lalu Litas, agar Pengguna Jalan Raya Memahami Benar Kesalahan dan Kekurangan Yang Di Perbuat dan Demikian Juga agar Pihak keamanan dapat bertidak dan bertugas profesional.

    Regards,
    http://wisata2day.blogspot.com

  7. nafisa berkata:

    weleh mas ikan juga bisa tertib kok orang malah ga bisa tertib ya .....

  8. Novi berkata:

    @mantan kyai :
    Pasca bah

    @Dony Alfa :
    Mas dony tahu aja dengan sandi-sandi suroboyo 🙂

    @Bonages :
    Moga yang berwajib baca comment ini

    @nafisa
    tanya ka ishak 😛

  9. baban sarbana berkata:

    wah.. pengalaman yang sering saya alami juga, tapi tidak sampai ke kursi terdakwa.... karena sebelum sampai, sudah ada kata damai...hehehehehe.. selamat menikmati ya Mas Novi.....

  10. genthokelir berkata:

    itu yang lebih bagus dari pada tercecer hahaha

  11. afin berkata:

    makanya lain kali hati-hati ya mas....
    meskipun terburu-buru, tetapi harus tetap hati-hati donk...

  12. afin berkata:

    berarti mas baban seringnya ga hati-hati ya???
    berusahalah jadi orang yang disiplin lalulintas donk.....

  13. novi berkata:

    @ya tanya ma ishak kisah sebenarnya 😛

  14. Kyai slamet berkata:

    Bukannya ada slip biru. Sidang, hanya jika si pelanggar tidak terima dengan tuntutan polisi.

  15. hieday berkata:

    ASSSSSSSALAAAAAAAAAMU'ALAIKUUUUUUUUM

Tinggalkan Balasan ke novi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 comments on “Sesal di Kursi Pesakitan”

  1. Menurut saya, sebaiknya antara pengguna jalan raya dan pihak keamanan (Polantas) saling menjaga hubungan yang baik, sedemikian hingga segala proses penggunaan jalan raya dapat lancar dan meminimalkan kecelakaan di jalan raya.

    Adapun beberapa hal yang mendukung dalam hubungan baik tersebut adalah ;

    1. Pengguna Jalan Raya (Tidak Terkecuali Sipil maupun Militer) Sebaiknya mengikuti rambu-rambu lalu lintas
    2. Pengguna Jalan Raya Jangan Membiasakan Diri Untuk Menyokok/ Menyuap Pihak Keamanan (Polantas) Bila Terjadi Pelanggaran Rambu Lalu Litas, agar Pengguna Jalan Raya Memahami Benar Kesalahan dan Kekurangan Yang Di Perbuat dan Demikian Juga agar Pihak keamanan dapat bertidak dan bertugas profesional.

    Regards,
    http://wisata2day.blogspot.com

  2. @mantan kyai :
    Pasca bah

    @Dony Alfa :
    Mas dony tahu aja dengan sandi-sandi suroboyo 🙂

    @Bonages :
    Moga yang berwajib baca comment ini

    @nafisa
    tanya ka ishak 😛

  3. wah.. pengalaman yang sering saya alami juga, tapi tidak sampai ke kursi terdakwa.... karena sebelum sampai, sudah ada kata damai...hehehehehe.. selamat menikmati ya Mas Novi.....

Tinggalkan Balasan ke novi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram