25 September 2009

Pondok Pena dan Invitation

Ramadhan kemarin benar-benar memberi berkah tersendiri bagi ku. Ada undangan dari seorang sohib untuk bergabung dalam sebuah grup di facebook bernama Pondok Pena. Rencananya, grup ini tidak sekedar beraktivitas di dunia maya tapi juga merupakan pengejawantahan dari aktivitas sosial seperti layaknya komunitas-komunitas lain di darat.

Apakah Pondok Pena? Belum ada perumusan baku selayaknya AD ART. Dari diskusi dengan sohib didapat draft-draft (dalam tenda petik) tentang maksud diadakan organisasi ini. Yakni, untuk mewadahi kegiatan menulis dari para santri ponpes al hikmah. Itu tujuan utamanya. Jika mau dilebarkan lagi tentu sangat banyak, diantaranya adalah membuat program-program terkait penulisan. Emm.. sama ya dengan tujuan utamanya . :_).

Saya sendiri merasa adanya Pondok Pena bakal menjadi pemecah masalah kebuntuan komunitas Blog di Malhikdua. Ada harapan yang kupancarkan ke mas saiful terkait langkah-langkah kongkrit demi menyelamatkan blogmalhikdua.

Menyelamatkan? Yaboro-boro berpikir pengembangan, jika kalian tahu status blogmalhikdua saat ini bisa dikatakan sedang berada di titik roda paling bawah. Sebagai perintis saya bisa merasakan hal itu. Kapan posisi di roda atasnya? Ya disaat awal berdiri, tapi sudah mahfum bukan dalam hal apapun dimana membuat sesuatu lebih mudah daripada merawatnya. Membuat organisasi baru lebih gampang daripada mempertahankannya. Demikian mempersunting wanita is very easy daripada menjaga kemesraannya. ehm..Intermeso, just advise buat saifuna. (",)

Dulu, dalam sejarahnya blogmalhikdua dicreate oleh Faisol , seorang santri alumni Malhikdua. Start pada minggu ke dua bulan Agustus. Sepanjang malam dia otak-atik konsol server demi mewujudkan sebuah impian besar dan mulia: blog gratis untuk santri-santri malhikdua. Terwujud, tapi hanya berjalan beberapa hari sampai kemudian saya harus turun tangan dengan mengeluarkan sejumlah kocek untuk meminta cs datacenter Amerika membantu setup. Tak hanya sekali kocek-kocek itu harus keluar, yang syukur langsung diganti oleh kas Lab (atau sekolah ?), tapi berikutnya saat melakukan developing saya harus merogoh kocek yang cukup besar.. (kalau yang ini belum diganti oleh yang terkait (melirik bendahara.. ") ).

Kalau saya tidak melihat semangat para pejuang di Lab dalam mensosialisasikan blog pastinya saya sudah gulung tikar sejak awal. Tidak saya kisahkan sekarang karena butuh ber-bab-bab dalam mengapresiasi mereka. Insyaallah ada saatnya nanti saya beberkan seluruh gerilya mereka dalam membangun kultur menulis dalam dunia pesantren.

Berikutnya adalah kesulitan konsentrasi yang saya alami. Umumnya manusia, tidak mungkin saya berbuat banyak dalam hidup demi mengotak-atik blogmalhikdua. Banyak urusan lain di luar mulai dari pekerjaan hingga rumah tangga yang kerap menyita waktu. (ehmm..bapak yg baek). Efektifnya saya harus cari orang baru untuk menangani hal-hal teknis terutama menyangkut server. Ketemulah mas Hidayat dalam sebuah perjalanan pulang selepas menghadiri undangan kopdar Komunitas Bengawan.

Langkah ini penting saya lakukan karena bersamaan itu sudah mulai banyak keluhan terkait kinerja server yang mulai lambat. Hal ini disebabkan lokasi server yang jauh di amerika, nembak kesananya butuh jeda lama, sementara akses santri dan teman-temannya cuma disini-sini aja. Betapa nggak enak hatinya saat ibu-ibu guru program ngeblog akhir ramadhan tahun lalu pada dongkol ketika blog tiba-tiba macet ditengah semangatnya mereka register. Tapi koq cuma ibu-ibu? Maklum mereka masih muda-muda, dan saya adalah seorang bapak yang telah habis waktunya di jalanan ketimbang di rumah 🙂

Solusi pertama adalah mencoba upgrade ke paket diatasnya. Hasilnya gak jauh beda. Lantas bule amerika tempat saya mengeluh meminta untuk mengupgrade 2 paket diatas. Saya keberatan karena itu butuh modal gedhe. Selanjutnya saya surfing provider-provider lokal karena solusi satu-satunya adalah memindah data ke dalam jaringan lokal negara sendiri. Para pakar menyebutnya IIX (indonesia internet exchange). Ketemulah dengan sebuah provider hosting yang menawarkan diskon khusus untuk sekolah. Magnet-id dot com nama provider hosting tersebut. Meski cukup rumit prosedurnya -karena harus pake surat resmi dari sekolah- bagi saya gak masalah yang penting server blog menjadi enteng.

Seperti yang diperkirakan, blog menjadi sangat ringan diakses, jauh berbeda dengan sebelumnya. Tapi masalah ini belum sepenuhnya meninabobokan tidur malam saya. Ada gerak-gerik pertanyaan yang terus berputer-puter dikepala. Bagaimana dengan akses dari luar negeri, mengingat alumni Malhikdua banyak bersebaran di sana-sini: Mesir, maroko, Yaman, Kanada, dan lain-lain. Secara teori, akses dari LN akan menjadi lambat karena rutenya bakal melewati lebih banyak backbone sebelum mencapai IIX tempat baru blog malhikdua. Untuk yang satu ini saya belum tanya kepada teman-teman di LN (bagaimana mbak Dea di Maroko? saya harap bisa berbagi pengalaman dengan menjawabnya di blog ini). Intinya saya minta maaf kalau akses dari sana menjadi ngedrop.

Dari sini seharusnya saya sudah mulai bisa bernapas lega, tapi seperti yang saya analogikan tadi bahwa kelola server itu beratnya bukan main. Masalah spam, upgrade, konflik plugins, hingga password yang hilang menjadi sarapan rutin pribadi. Mas Hidayat tak mungkin saya mintai bantuan lagi. Alasannya ya gak enak aja. Ini terkait soal dana pribadi yang sudah jarang bersahabat. Loe tau sendiri kan maksudnya ha.ha.ha... Dalam kesendirian itu saya berjumpa dengan Mas Yudi, blogger Bengawan, yang mau disibukkan dengan urusan server. Masalah kemudian memang terpecahkan tapi sama seperti mas-mas sebelumnya, saya jadi gak enak hati minta tolong terus tanpa ganti keringatnya.

Kembalilah saya dengan kesendirian. Sangat klop karena teman-teman di Pondok juga sudah kehilangan semangat ngeblog, apalagi kelola. Kesibukan sudah menjadi alasan kolektif yang masuk akal demi mengalihkan perhatian ini. Hingga akhirnya saya ketemu dengan ide Pondok Pena dari mas Saiful (saiful atau saifuna ya? ... ). Belum terbukti membantu, tapi indera ke 8 saya menewarang prospek yang cukup menghibur. Siapa tahu dengan adanya wadah bertema tulis menulis saya bisa numpang keramaian dan blogmalhikdua bisa dilimpahkan ke Pondok Pena setelah M2Net yang mewadahi selama ini sudah tak mampu lagi bergerak. Mending jadi pemodal daripada harus capek-capek ngawasi server, backup, upgrade, ngepatch, dan lain sebagainya..

Nah loh, malah berlagak kaya
Sstt...

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram