19 Januari 2009

Pak Menteri dan Jin Botol (Paradoks Dunia Kyai, I)

Tiga orang profesional masing-masing pakar membuat kopi (barista), pakar wisky (bartender) , dan pakar komunikasi (TI) berjalan jalan di Negeri Arabia guna menghabiskan hari tuanya. Ditengah perjalanan mereka menemukan sebuah botol berisi Jin. Setelah jin baik hati keluar, mereka bertiga diperbolehkan minta masing masing 1 permintaaan dan pastilah dikabulkan.

Profesional pertama minta berada di dalam satu gudang kopi ABC selama 1 tahun, yang kedua minta Wisky satu gudang, dan yang ketiga minta kawasan hotspot. Maka, dalam sekejap dipindahkanlah masing-masing ketempat sesuai yang diminta.

Tepat setelah setahun, saatnya ketiganya balik tempat semula. Jin baik hati lega mendapati profesional ke 1 dan ke 2 tampak rasa puas. Namun giliran yang ketiga datang, jin baik hati malah dimarahi dan dipukul: Dasar Jin goblok, bego. Laptopnya mana?!!!

***

Kisah diatas mengenang 2 minggu kehadiran Menkominfo, M.Nuh di Pondok Alhikmah 2. Walau singkat dan terkesan dadakan kehadirannya telah dinanti-nantikan jauh hari sebelumnya. Berbagai acara disiapkan guna menyambut kehadiran beliau. Abah, Kyai, Pejabat, guru, staff hingga santri-santri berebut tempat untuk mendengarkan ceramah dari Pak Menteri yang konon hapal 4 bahasa dunia. Lazimnya seorang pejabat, gak afdhol kalau tidak berjanji, Pak Menteri berjanji untuk meng-hotspot-kan kawasan pondok. Selain hotspot, bandwith juga hendak ditambah. Amazing...

Janji Pak Menteri yang juga mantan rektor ITS kubaca dari sms yang kuterima saat kumpul bloger kemarin. Kabar ini tentunya sangat menggembirakan bagi Pondok yang sejak lama memimpikan akses internet cepat dan tanpa batas. Sangat penting bagi komplek yang menampung ribuan santri. Tak sia-sia penantian mereka. Lebih-lebih seorang menteri di ranah Kominfo. Di acara Pesta Bloger 2008 kemarin saja beliau tak sanggup hadir.

Kepastian selanjutnya masih kabur. Kamis kemarin, Faisol staff pondok telah memasang perangkat Hotspot. Untuk sementara pakai dana sendiri katanya. Padahal kabar yang tersiar adalah bantuan. Entahlah, mungkin dana dari kominfo belum turun. Yang terus berputar-putar dikepala adalah ekses dari janji Pak Menteri, karena yang saya tahu device yang sanggup menerima sinyal hotspot cuma laptop/notebook. PC bisa juga dipaksa untuk tangkap asal dicolokin USB/LAN wifi yang tentu saja sangat makan anggaran besar. Beberapa gadget seperti PDA Phone / Smartphone sebenarnya bisa support wifi juga. Tapi bagi siswa di lereng gunung Slamet ini, alih-alih Gadget, HP saja mereka tak punya.

Semoga Pak Menteri tidak senasib Jin Botol yang jadi bulan-bulanan praktisi, karena jika kalimat terakhir diteruskan bunyinya kira-kira seperti ini. Alih-alih HP, baju saja cuma 3 larik

Tentu saja yang paling terakhir ini hanya ungkapan. Tapi Nyata .... []

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram