Menjaga Integritas, Mengawal Kebeneran & Merawat Keadilan

Perhelatan MUNAS IKARHOLAZ KEDUA sudah berlalu setahun lebih, namun hingga hari ini masih menyisakan rasa “sakit” yg belum kunjung bisa diterima oleh salah satu Calon Ketum pada saat itu.

Awal disosialisasikannya rencana MUNAS II, panitia sepertinya kesulitan mencari Calon Ketum dari perwakilan Angkatan, bahkan hingga dalam hitungan mendekati kurang 1 bulan, belum ada Calon Fixed yang mendaftar sebagai Caketum pada saat itu.

Hingga akhirnya pada acara pertemuan internal Doeloer Rholaz (DR) 86, saya yang baru aktif ikut kumpul – kumpul didaulat untuk maju sebagai Caketum IKARHOLAZ oleh kawan – kawan yg hadir dalam pertemuan saat itu.

Targetnya tentu saja bukan ambisius untuk memenangkan MUNAS II namun semata – mata demi menyelamatkan dan demi terselenggaranya MUNAS II agar berjalan dengan baik dan lancar (Sebagai Caketum saya tahu dirilah siapa lawan – lawan saya saat itu yang nota bene calon – calon Ketum yg bergelar S2 dan S3 juga mereka yg sdh terlibat dlm kepengurusan sebelumnya).

Setelah selesai pendaftaran dan sudah disahkannya 3 bakal calon KETUM IKARHOLAZ mulailah persiapan – persiapan kampanye pemenangan.

Ditengah – tengah persiapan itu saya tidak pernah menduga bahwa saya akan didatangi Timses dari Caketum lain bersama Caketumnya yg mencoba menawarkan kerjasama, dimana saya akan diberi posisi Wakil Ketua Umum dan usaha Warkop saya akan “dipercantik” melalui kegiatan CSR untuk UMKM jika suara pendukung saya bersedia dialihkan untuk mendukung Caketum lain dalam perhelatan MUNAS II saat itu. Tentu saja dengan penolakan secara halus saat itu, saya hanya berkata “akan saya koordinasikan dengan Timses saya”.

Masih terekam jelas dalam ingatan saya jelang hari – hari masa tenang MUNAS II IKARHOLAZ. Saat itu hari Jumat dimana Voting online sudah ditutup dan suara calon pemenang Ketum IKARHOLAZ sdh bisa diperkirakan dan hanya menyisakan kesempatan penambahan suara dari Dewan Perwakilan Angkatan yakni delegasi Angkatan yg datang saat MUNAS II IKARHOLAZ yg akan berlangsung pada hari Minggu tepatnya tanggal 27 Februari 2022, dimana setiap Angkatan masih akan melakukan pemungutan suara secara offline di gelaran MUNAS II IKARHOLAZ berlangsung nantinya.

Tiba – tiba di hari Jumat itu saya mendapat telpon dari salah seorang Timses Caketum lain, yang mengatakan, apakah saya bersedia telpon conference dengan Timses dan Caketum lain. Pada saat itu juga saya iyakan, dimana saat itu saya ditawari untuk kerjasama penggabungan suara dengan Caketum lainnya, dimana bargainingnya saya ditawari untuk menduduki posisi KETUM IKARHOLAZ dan Caketum lainnya menjadi WAKETUM jika suara hasil voting memilih saya bersedia digabungkan dengan Caketum lainnya dan akan dicatatkan pada Notaris untuk dibawa pada perhelatan MUNAS II pada hari minggu tanggal 27 Februari 2022 di Novotel tempat berlangsungnya MUNAS II IKARHOLAZ.

Tentu saja, saat itu saya berpikir, aneh sekali ya, kenapa Caketum yang suaranya lebih banyak dari saya bersedia menyerahkan atau menggabungkan suaranya kepada saya demi sebuah ambisi agar bisa menjadi WAKETUM IKARHOLAZ saat itu.

Dalam perbincangan conference yang lumayan saat itu, saya kembali lagi menjawab,”Nanti akan saya bicarakan dulu dengan Timses saya”. Walaupun sebenarnya dalam lubuk hati yang terdalam saya sudah jelas menolak “cara – cara receh” seperti itu, meskipun dalam aturan MUNAS II saat itu tidak diatur opsi penggabungan suara namun juga tidak ada larangan yang tegas di dalam aturan MUNAS II.

Karena bagi saya “menyelamatkan” MUNAS II IKARHOLAZ jauh lebih utama daripada sekedar jabatan, apalagi dengan cara – cara yang ambisius dan tentu saja bisa dianggap melanggar Pakta Integritas yang telah ditandatangani dibawah meterai oleh Caketum diawal – awal briefing dan sosialisasi agenda MUNAS II IKARHOLAZ.

Sesuai dugaan saya sebelumnya, saat kawan – kawan Timses saya berkumpul secara offline dan online, Timses saya sepakat untuk menolak tawaran penggabungan suara dengan Caketum lain dan catatan dalam pertemuan tsb yg perlu digaris bawahi, “Lebih baik Calon Ketum 86 kalah secara TERHORMAT daripada menang belum pasti namun perhelatan MUNAS II IKARHOLAZ bisa dipastikan akan kacau jika opsi penggabungan suara kita terima”.

Saat itu juga saya bangga mendengar alasan dan penjelasan dari Timses saya, bahwa menjaga INTEGRITAS, mengawal KEBENARAN dan merawat KEADILAN jauh lebih penting daripada sekedar kemenangan. Karena itu pulalah mengapa “kekalahan” Caketum 86 dalam perhelatan MUNAS II IKARHOLAZ 27 Februari 2022 kami rayakan, karena kemenangan yang sesungguh dalam mempertahankan pilihan ATTITUDE di jalan Allah mampu kita laksanakan dengan baik.

Pertanyaan kritisnya saat ini adalah, “Wahai kawan – kawanku Angkatan 86, SC dan OC MUNAS II IKARHOLAZ di posisi bagaimanakah anda semua saat ini, ketika melihat fenomena belakangan dengan adanya kegiatan – kegiatan yang mengatasnamakan lintas alumni SMP 12 Surabaya, namun sejatinya adalah ambisi pribadi seseorang dan membiaskan kegiatan – kegiatan resmi IKARHOLAZ ???

Sadarlah dan kembalilah pada Khitah MUNAS II IKARHOLAZ.

Surabaya, 8 April 2023
RENUNGAN RAMADHAN 1444 H
Oleh : Cosmas Satryo Kendro

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *