3 November 2017

Kontribusi Ayah dalam Peradaban

Sosok ayah merupakan sosok yang sangat penting di dalam sebuah keluarga. Ayah memberi pengaruh dalam pembentukan sebuah keluarga karena ada kecenderungan menjadikannya idola dan panutan.

Keberhasilan ayah dalam mengepalai rumah tangga menentukan nasib anggota keluarga dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Betapa banyak ayah tak becus memimpin menjadikan anak-anaknya (bahkan ibu) berjalan tanpa arah hingga menjadi keluarga berantakan yang ujungnya melemahkan pondasi bangsa.

Tak salah apa yang dikatakan Ibnu Qoyyim Al Jauziah bahwa kegagalan ayah merupakan kontributor terbesar dalam kegagalan peradaban."

Dan hadist yang menegaskan tentang peran ayah, "Tidaklah seorang bayi yang dilahirkan melainkan dalam keadaan Fitroh. Maka bapaknya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau musyrik. (HR Muslim 4805).

Tugas seorang suami yang utama telah termaktub dalam nash Quran Surat At-Tahrim :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim [66]:6)

Menjadi ayah yang baik

Perhatian penuh pada anak, layaknya Umar bin Abdul Aziz, Khalifah yang ayahnya adalah seorang gubernur. Umar disekolah kan pada seorang ulama. Ayahnya mendapat laporan bahwa Umar beberapa kali terlambat sholat subuh karena tidak mau keluar kamar kecuali dalam keadaan rapi. Lalu ayahnya mengirimi surat dan tukang cukur. Semenjak itu dan sesudah membaca surat, Umar tidak lagi terlambat sholat subuh.

Bagaimana caranya agar ayah selalu membekas di hati anaknya? Di sini Ibu berperan. Ibunya lah yang selalu menceritakan dan membanggakan ayahnya. Sehingga sang anak merasa dekat dan bangga dengan ayahnya.

(Ns/Kresna/Hlq)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram