Earth Hour, Matiin Lampu Gak Ya? - Jalan Sunyi

28 Maret 2015

Earth Hour, Matiin Lampu Gak Ya?

Malam ini di banyak kota disepakati sebagai hari Earth Hour (kalau tidak salah "hari"), yakni gerakan matiin lampu selama 60 menit. Menurut Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia, seperti yang saya ambil dari detikcom, perayaan malam earth hour adalah pengingat untuk selalu memperbaharui komitmen kita untuk perubahan yang bisa kita lakukan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Kita hanya bisa berhasil bila melakukannya bersama-sama dan terus-menerus. Katanya begitu.

Gerakan yang sudah berjalan 7 tahun ini semakin meluas di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Sayangnya, upaya baik ini tidak diikuti oleh banyak kalangan. Lihat saja, di malam yang sama tergelar konser dari grub mancanegera di ibu kota. Bisa anda bayangkan berapa daya yang dihabiskan dalam pagelaran tersebut. Dan tak perlu jauh-jauh, panitia Earth Hour sendiripun belum tentu komit dengan ajakan komitmennya. Loh..

Iya, panitianya hedon, kata seseorang di tengah acara. #Nah..

***

Ngomong-ngomong soal penghematan saya jadi teringat 'tipu daya' PLN yang menggalakkan listrik berbasis pulsa. Saya sebut tipu daya karena saya merasa tertipu oleh slogan PLN yang Hemat listrik terkait penggunaan system baru tersebut. Semenjak pakai pulsa, saya takut nyalain PC. Padahal dah biasa buat kerja. Sayapun musti teriak-teriak agar matiin tivi meski menghasilkan rewelan anak-anak yang gagal nonton kartun kegemaran.

Bak taksi, rumah seperti ada argonya. Dikit-dikit lihat putaran meter listrik. Was-was, belum seminggu sudah isi pulsa Rp. 100rb. Gila, padahal sebelumnya sebulan saja kisaran 200rb-250rb. Berarti nanti total bisa 2x lipat pengeluarannya. Gak salah, hemat listrik tu listriknya dikurangin. Kapan bilang hemat biaya? #anjiir

Praktis, semenjak pakai pulsa, rumah sering gelap-gelapan hingga tampak suram, karena yang dinyalain cuma ruang tamu. Kondisi ini sangat berbeda dengan kanan kiri yang dipadati rumah gedongan dengan penerangan terang benderang, plus AC tentunya. Sekalipun mereka juga pakai pulsa, pastinya tak pernah kesulitan membayar token setiap kali mau bunyi.

Pemandangan itu yang membuat saya mikir 1000x kala diajak ikutan Earth Hour. Lha saya ini butuh listrik buat macem-macem jarang kesampaian koq pakai ikutan matiin lampu sejam-an. Saya yakin banget total konsumsi listrik saya tak lebih besar daripada mereka-mereka yang ikutan, sekalipun mereka matiin 120 menit, 360 menit, bahkan lebih.

Lihatlah laporan seseorang yang melihat banyak panitia hedon di lapangan. Apa anda yakin mereka sering matiin listrik di rumah? Apa anda yakin mereka bisa pulas tanpa AC di kamarnya? Anda yakin mereka tak pakai sedan yang tak ngebakar banyak bensin? dan lihatlah, dengan beragam gadget di sakunya yang tak henti tersambung dengan Power Bank..

Tapi memang, gak ngeksis kalau ga ikutan kampanye beginian.

 

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paruh Baya

Aktif di kegiatan tulis menulis dan membaca sejak kelas 1 SD kala sang Guru dengan lantang memanggil. Lantas berdiri ke depan, menghadap papan tulis hitam. Dengan tatapan kosong, keringat dingin, tangan penuh gemetar, memegang penggaris panjang, hingga mengeja satu demi satu susunan huruf. "Ini ibu budi"

Ternyata "bapak budi"
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram