Kelabasen adalah bahasa Purwokerto, artinya keblabasan, karena dalam postingan kali ini saya akan menceritakan tentang kejadian keblabasen yang kerap saya alami dan sengaja saya ketik guna membekali kawan saya yang beberapa hari lagi akan ke Bumiayu. Tentunya agar tidak terjadi kelabasen. Tentang dipilihnya bahasa Purwokerto dalam judul tidak dalam rangka apapun, tapi sekedar mengenang diri saya pernah tinggal dan makan di kota tersebut. Hubungannya Cuma sedikit, yakni setiap keblabasan selalu di Purwokerto. ehm
Postingan ini juga menyambung judul sebelumnya tentang bagaimana cara menuju Bumiayu. Jika saat itu saya bercerita transportasi dari Timur yang penuh membosankan, maka sekarang saya akan bercerita perjalanan dari arah yang berkebalikan, yakni dari Barat yang nasibnya tak jauh beda, sama-sama getir. Kenapa? Tidak lain justru karena Jarak bumiayu-Jakarta terlalu pendek, sangat tanggung, tidak pas sama sekali dan menyalahi siklus biologis manusia.
Ilustrasinya, waktu tempuh Kereta ke Bumiayu adalah 4 jam untuk kelas Bisnis dan 5- 6 jam untuk kelas ekonomi. Kereta terakhir dari Jakarta menuju Bumiayu adalah KA Progo, Jam 21.00. Jam tersebut jika ditambah angka waktu tempuh akan jatuh di kisaran jam 2 pagi. Bisa dipastikan anda bakal keblabasan melewati Bumiayu. Kalau tidak karena ketiduran juga sulit mengenali stasiun disepanjang rel. stasiun setelah Cirebon kecil-kecil dan gelap, kanan kiri penuh jurang. Jika sadar kelewatan jangan bergegas turun walau Kereta berhenti di stasiun kecil setelah Bumiayu, jarak stasiun menuju jalan Propinsi juga cukup jauh. Teruskan saja perjalanan Kereta hingga Purwokerto, kemudian balik lagi sambil menanti pagi.
Ini bukan lah sekedar teori belaka, sudah saya lakukan uji eksperimen terkait hal diatas. Hasil eksperiman saya sbb :
- 3 bulan lalu, jam 21.00 naik KA Progo menuju Bumiayu. Sadar perjalanan resiko keblabasan maka saya berjaga terus alias melek sepanjang jalan. Sayangnya jam 24.00 adalah waktu tidur saya (dan orang lain mungkin juga sama) sehingga kantuk langsung menyerang, belum lagi kondisi perjalanan yang bisa melelapkan siapa saja. Perasaan Cuma merem sekejap tahu-tahu kereta sudah mau masuk stasiun Purwokerto. Artinya, saya keblabasan hampir 1 jam dari Stasiun Bumiayu.
- 2 bulan lalu, di Jam dan Kereta yang sama. Takut terlelap pas mendekati tujuan maka begitu berangkat saya paksakan diri untuk langsung tidur. Melewati Indramayu saya ngelilir untuk menghitung berapa jam lagi sampai. Kemudian tidur lagi, ngelilir lagi, demikian seterusnya demi berjaga-jaga agar Bumiayu tidak terlewat. Sayangnya, Bumiayu tidak kebagian jatah melek sehingga lagi-lagi saya turun di Purwokerto dengan menyesali diri habis-habisan.
- 1 bulan lalu, sama seperti diatas. Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya maka saya bertekad untuk melek sepanjang jalan sampai tujuan, dan berhasil karena saat Kereta mendekati Bumiayu saya masih melek, bahkan langsung bergegas menuju pintu untuk bersiap turun. Sayangnya kereta cuma melambat, tidak berhenti sama sekali, tampak petugas hanya melambaikan tangan isyarat kepada masinis. Untungnya kereta berhenti di stasiun Paguyangan/patuguran (2 stasiun setelah Bumiayu). Saya turun dan ganti bis. Singkat cerita, yang kusadari kemudian adalah kenyataan bahwa ternyata saya salah bis. Agaknya liku-likunya rel dan kelok-keloknya jalan di pegunungan membuat saya kehilangan arah mata angin. Artinya, saya tidak balik ke Bumiayu, tapi malah meneruskan ke Purwokerto juga. Bis atau Kereta sama saja menyesatkan.
Begitulah hasil “eksperimen” saya. Dari berbagai metode hasil akhirnya selalu sama. Kelabasan. Tepat bagi anda jika bertanya dan percaya kepada orang yang sering keblabasan macam saya. So, berikut adalah tips-tips beserta Daftar Moda Transportasi dari Jakarta menuju Bumiayu.
Bis :
- Naik apa saja dari terminal Pulagadung atau Kampung Rambutan. Favorit saya SINAR JAYA, ber AC dan cukup nyaman, tarif Rp. 45.000,-. Turun di Kaligadung, selanjutnya naik Ojek atau minta jemput.
Kereta:
- Bengawan, tarif Rp. 26.000,-. berangkat dari Stasiun Senen 19.30 , sampai Bumiayu sekitar jam 01.30. belum tentu turun di Bumiayu, kemungkinan di Stasiun Kretek atau paguyangan.
- Progo, tarif Rp. 26.000,- Dari Sta. Senen 21.00,- , sampai Bumiayu 02.30. sama dengan diatas, belum tentu turun Bumiayu.
- Kutojaya , pagi, dari Senen jam 06.30 , sampai jam 12.30 an. Sama juga dengan diatas, belum tentu turun di Bumiayu
- Gayabaru, siang, Rp. 26.000,- dari Senen 12.15, sampai jam 18.00. yang ini SUDAH PASTI berhenti karena ada jadwal keberangkatan penumpang dari Stasiun Bumiayu.
- Sawunggalih, Bisnis, Rp. 80.000,- dari Senin berangkat 08.15, berhenti di Stasiun Kretek jam 13.00,- (tidak berhenti di Bumiayu).
Note :
– Stasiun sebelum Bumiayu adalah Prupuk, Linggapura, dan Tonjong, semuanya stasiun kecil. Bagi yang mendapati stasiun ini hendaknya bersiap-siap turun.
– Stasiun setelah Bumiayu adalah kretek, Paguyangan/patuguran (lupa), Legog, dan Karanggandul. Bila mendapati stasiun ini berarti anda keblabasan.
JIKA KEBLABASAN:
– Jika menumpangi Bengawan dan Progo dan tak ada penjemput lebih baik lanjutkan saja perjalanan sampai Purwokerto karena akses dari stasiun-stasiun tersebut menuju jalan Bis sangat jauh dan gelap. Banyak hantu dimana-mana :->
– Dari Stasiun Purwokerto anda bisa jalan kaki selama 30 menit menuju pertigaan Pom Bensin, dari sini naik Bis apa saja untuk balik ke Bumiayu. Kalau naik Becak Rp. 5000,-. Tapi harus nunggu pagi karena Bis paling awal berangkat dari Purwokerto jam 06.00.-
– Jika malas jalan kaki dan pengin ngirit naik kereta minyak pertamina. Berangkat jam 06.00. Berhenti di stasiun bumiayu. Jam 04.30 juga ada, tapicuma lokomotif (konon untuk menjemput rangkaian di Bumiayu), saya kira tidak masalah jika cukup punya nyali dan langsung ijin ke masinis (biasanya mau setelah dikasih tips sebungkus rokok). YANG PENTING ANDA JANGAN MINTA IJIN KE PETUGAS STASIUN. DEMI ALASAN KEAMANAN TIDAK AKAN DIPERBOLEHKAN. YANG PENTING JUGA ANDA HARUS BISA MEMBEDAKAN MANA SEPUR YANG BERANGKAT DAN MANA SEPUR YANG SEKEDAR LANGSIR ha ha ha…. Jangan salah naik Broo…
Foto diambil dari sini
Comment ora PENTINg.
.
.
.
.
.
.
.
.
PERTAMAX
wah… memang perjalanan antara purwokerto sampe cirebon itu bikin nguantuk sekali, karena jalannya yang naik turun kali ya…
kuwe uli nunggang kreta salah sih… sing kretane nggawa pertamina yaa kelabasen baen, nek nunggang kreta aja turu terus nganti puless banget sih….
Alhamdulillah urung tau keblabasen kang, sing tau kebablasen mangan akeh kie
weks kebablasen?wih brati kudu bawa kompas dunk om 😀
hafal banget dengan jadwal kereta? pernah jadi petugas stasiun yach….
Orang yang IQ-nya rendah memang tidak pernah belajar dari pengalaman sehingga tersesat lebih dari sekali.
hafal banget saking sering kesininya ya……
menempuh perjalanan dari jakarta. sampai di purwokerto memang sedang enak enaknya tidur
kasian banget mas perjalanan yang terakhir, ibaratnya udah jatuh tertimpa tangga pula.hii hiii
lagian harusnya klo mau eksperimen cari kelinci percobaan dulu, ujung – ujungnya jadi korban kan?.
kacian bgt perjalanan yang terakhir, ibaratnya udah jatuh tertimpa tangga pula. klo mau eksperimen cari kelinci percobaan dulu biar gak jadi korban, kaaciiann!.
kacian bgt perjalanan yang terakhir, ibaratnya udah jatuh tertimpa tangga pula.hii hiii
ntar klo mo eksperimen lagi cari kelinci percobaan nya biar gak jadi korban.
Cak, laptopku rusak, jadi rekaman pidato walikota Solo ilang kabeh. ma’af yo?
Weeh, saiki dadi petugas kereta tho?
Ya besok2 aku nyepur di gratiskan yak!!!
wah isa isane dasar ngantukan kebablasan terus hahahaha wah enak bawa mobil sendiri wae yah hahaha
kenapa perjalanan ke bumiayu bisa demikian rumit, mas novy, hehehe … rumit mana jika dibandingkan dg ke g kelir, hayo, hehehe ….
emh, boleh deh nanti Lia pesen tiketnya ke mas nopi saja,. hehe
Nyuwun sewu…, bumiayu tuh masih Indonesia ya? kok repot sekali yak mau kesana.. he he he
kebablasan ke pwt? kenapa ngga mampir aja?
kalo perlu ntar q anter deh……………….
Emang ada orang tampan yang nak berkunjung ke Benda? siapa gerangan?
makanya maz, kali2 ngajak orang dung.kayak masih bujangan ja sech kemana-mana always sendiri.
Hehehehehe.. saya orang Purwokerto mas..
kebablasan mas, bukan keblabasan…heheheheh
Wah panjenengan orang Bumiayu juga, kapan kita buat komunitas orang Bumiayu di dunia maya. Sukses selalu
bumiayu itu portugal (antara purwokerto – tegal)…..
bahasanya gak ikut dialek tegalan/banyumasan, tapi punya dialek sendiri…..heheheh
kelabasen….keblabasen….kebablsen….sama saja, yg penting orang yg diajak bicara ngerti.
ha? mas novi rang tegal? ga bakal diterima kali,,,,,,,,,,,,,,,
Pingback: Jalan Santai Surabaya Bumiayu - Diklat Jurnalistik, antara Capek dan Puas
nek basane bojoku nom ning Tegal, dudu kelabasen, ning kebantasen… hihihi
wah suka KA juga ya….
lanjutkan kecintaan anda !!
ane juga pernah uji nyali di BMA. silahkan mampir ke Blog ane …
Hahaaaaaaaa
da ja..melasi nmen yah,,,
Lebaran kmarin q maen k bumiayu smbil jmput clon istri,wah jauh bner.7 jam pjlanan tpi trbayar stelah liat sakalibel,puas tpi gak kelabasen…he2x..
kesian deh bumiayu gak ada kereta yang berhenti 😛