Perjalanan ke Bumiayu yang kesekian kali sebenarnya biasa saja, dan gak panjang-panjang amat durasinya. Tapi entah kenapa terasa sangat melelahkan. Tidak lain karena boringnya itu.
Bayangkan, waktu perjalanan dari SBY hingga Bumiayu yang biasanya butuh waktu tak lebih dari 12 jam kali ini terasa lebih dan sangat berasa tastenya. Taste boring maksudnya. Berangkat naik Ekonomi Pasundan jam 6.00 nyampe tujuan jam 8 malam lebih. Sebenarnya bisa kurang, tapi karena Pasundan tidak melewati Purwokerta (apalagi Bumiayu) maka aku harus turun dulu di Sumpyuh untuk ganti naek Bis. Dulu kalau ke Pwt pake Pasundan opernya di Kroya, tapi setelah liat peta jarak Sumpyuh ke PWT lebih dekat daripada Kroya maka berikutnya rutenya kuganti seperti kemarin.
Oya, Sumpyuh itu stasiunnya imut banget. jadi setelah melewati Gombong dan terowongan anda harus siap-siap turun. Kalau tidak salah 2 stasiun lagi dari Gombong.
Dari Sumpyuh jalan dulu beberapa ratus meter menuju jalan propinsi. Disini aku harus cari bakso sebab perut dah laper banget dan bakso adalah makanan favoritku. Kenyang? tentu tidak. tapi sangat puas oleh sedapnya, lumayan buat bekal energi melanjutkan ke Purwokerto.
Tak sampai satu jam, bus sampai ke terminal Purwokerto. Maunya langsung oper pakai Kurnia ke Bumiayu tapi berhubung belum sholat maka harus break dan cari Masjid terdekat. Jamak Dhuhur-Ashar sekaligus. Selesai jam 5an sore dan lanjut menuju standnya Bis Kurnia. Bis Kurnia sendiri melayani rute PWT-Tegal dan sepertinya hanya bus ini yang bisa dihandalkan. Lumayan cepat sampai. Ada banyak bis juga, tapi bis kelas teri yang biasa berhenti disetiap RT RW dan bis jarak jauh yang kuatirnya tidak mau berhenti di tempat tujuan.
Tepat pkl 18 malam Bis Kurnia berangkat. Bis yang kukiraÃâ€Ãƒƒâ€¦¡ÃƒÆ’ƒÆ’ƒâ€šÃ‚ berlari kencang ternyata tidak juga. Mungkin karena malam disamping itu bis juga selalu menaik turunkan penumpang setiap saat. Jadi perut ini seperti diubek-ubek. Dikit-dikit ngerem. dikit-dikit ngerem. Untung kepalaku cukup kuat dan gak sampai bikin muntah2. wah kalau itu terjadi malu-maluin.
Akibat lamanya itu, perjalanan yang kukira bisa 1jam ternyata malah lebih. Aku sendiri berhenti tidak lagi di Kaligadung, karena ada tempat yang menarik untuk beristirahat sambil menunggu jemputan, yakni POM Bensin Sakalibel, tempatnya tepat disamping bawah jembatan rel kereta api. Jadi jika ada kereta lewat pemandangannya sangat bagus. Bukan saja pemandangan yang bagus, tapi di Pom ini paling enak buat bersih-bersih sebelum tujuan berakhir. Disini disediakan air panas disalah satu deretan kamar mandi, tepatnya di KM nomer 1. Tapi karena saat itu terkunci dan harus menghubungi petugas jika mau pake, sementara satu organ tubuh sudah kebelet pipis ya sudah rela dengan KM biasa. Byur-byur mandi sekalian biar seger..
note: Foto pertama hanya ilustrasi, diambil dari Detik.com
walau di perjalanan sangat lelah tapi kan langsung di sambut dengan senyuman manis santri al hikmah kan…??
buktinya kalo dah di pondok baliknya di ulur-ulur. iyakan???…..ngaku!!…ngaku!!3 x
ehmmm….jadi ketahuan 😉
oo…kamu ketahuan…. kamu ketagihan…ketagihan disini!
aduh.betapa malang nasibku tidaak dikunjungi sama si pemilik blog nyeng atu ni……..
akukan juga pengen dapet komentar….^o^
mas niii ….gw snipper gw msh bingung soal face book ga’ jd2 sih palagi yg putra malu nanya dan gw siap nerima comment mas novi yanh super btw aku jg wong ngetan bosone
Pingback: Jalan Santai Surabaya Bumiayu - Long Trip Bumiayu (2)