Bangun tidur, saya dikejutkan beberapa kicauan dari twitter teman-teman para Tweeps. yang kebanyakan posting bertema sama dengan judul identik. Tak lagi penasaran karena yang begini ini pasti sedang booming mereview sebuah produk.  Usut punya usut ternyata dari XL dengan produk yang membikin hidup XLangkah Lebih Maju, – ehm, cukup kreatif kata-katanya, saya suka- mungkin yang dimaksud adalah “selangkah lebih maju dalam kaitannya dengan internet, dan tentunya bersama XL”.
Bayangan menerawang ke masa lalu, tentang internet sekarang dan dulu. Ya, kebetulan saya termasuk pemain lama dalam dunia internet. Sejak kapan? 1997! wuih, 14 tahun lalu. Oleh karenanya disetiap akun saya mengandung angka ini. Jadi jelas ini angka tahun pertama saya mencicipi internet, bukan tahun kelahiran 🙂 .
Saat itu akses internet tidak semudah sekarang. Setiap pagi, sebelum jam masuk kuliah saya harus pergi ke perpustakaan kampus di lantai 4. Tidak langsung pakai, tapi hanya mengisi daftar pakai. Warnetnya sendiri baru buka jam 08.00. Kalau telat daftar sudah pasti masuk waiting list. Alhasil calon pengguna yang notobene mahasiswa pada berebutan. Satu ruangan dengan jumlah PC hanya 10 diburu ribuan mahasiswa, terkecuali bagi jurusan-jurusan tertentu yang sudah didukung fasilitas internet.
Hanya beberapa website yang bisa diakses, namanya juga era awal hadirnya internet. Browsernya pun cuma Netscapte Navigator, sangat jadul, anda tak mungkin memergokinya sekarang. Jangan tanya kecepatan, cuma pakai dialup yang dishare ke seluruh jaringan. Tapi itu bukan masalah, toh jaman dulu tak ada flash ataupun java, html nya pun masih versi 3.2 yang tak mengenal nested table, comment, image map, dll. Colornya juga terbatas. Bisa dibayangkan isinya semenarik apa.
Eit, jangan salah, itu sudah bikin Mang Udin cerita kemana-mana kalau di internet anda bisa liat orang bugil sekampung! ha ha ha..
Terlepas dari benar tidaknya teori Mang Udin Internet sudah bikin rasa penasaran orang bertambah, rasa ingin tahu, meski seringnya malah jadi sok tahu seperti Mang Udin barusan. Kisah nyata lainnya juga saya alami 1 tahun sebelumnya, saat wujud internet dalam sebuah kotak ajaib bernama PC di demokan di sebuah LBB (Bimbingan Belajar). Seorang sahabat bisik-bisik: “saya tahu password orang itu, yakni bintang-bintang-bintang-bintang. ” 🙂
Tapi itulah internet. Internet seperti menyihir banyak orang untuk ingin tahu dan jadi tahu. Berbanding dengan keingintahuan seseorang yang terus meningkat, internet memang mampu bergerak dan berevolusi dalam waktu cepat, daya jangkau yang luas, dan penuh inovasi. Hanya belasan tahun saja dari waktu saya mengenal kali pertama internet menjadi sedemikian sempurna. Menggerus apa saja teknologi-teknologi lain. Mangsa pertama yang dilahap internet justru adalah “saudaranya” sendiri (persis dengan ajaran Mao Tse Tung, revolusi memakan anak-anaknya sendiri). Tak lain adalah televisi, fotografi, radio, film, telepon, dan koran/ buku-buku. Daftar panjang barusan adalah wahana yang menyalin audio, teks, gambar, dan dimensi visual dalam perangkat media massa. Oleh internet, semua karakter multi media itu “dilahap” sekaligus.
Keganasan internet juga menggeser perilaku sosial manusia. Jika dulu terkenal dengan joke bahwa seorang berkaca mata bukanlah tipe setia seorang istri. Sekarang, orang bergadget sudah pasti diragukan kesetiaannya. Bangun tidur tak lagi cari suami/istri, tapi sibuk update status hingga mendengar alunan teman berkicau di dunia jejaring. Internet memang bikin XLangkah Lebih Maju, sampai-sampai waktu sholat shubuh di pagi ini ikut terlewat.
Posting ini terinspirasi karena adanya tantangan nge-blog dari XL.
ya semoga Xlalu barokah aja yo, Hidup di Dunia dan Akhirat!
biar kaya XL.
wah … susah kalau punya pasangan bari tidur malah update status, sdh amata sgt kecanduan kali ya sama internet 🙂
dimana dimana xlangkah lebih maju…
ya wis lah,
majulah indonesia raya…
jam terbang mas novi dalam berinternet ria sungguh luar biasa. saya kenal internet malah baru sekitar 6 tahunan yang lalu. salam xl.